Rabu, 17 Juni 2015

Selamat Datang di Sanggar Rias Restuwati

Sanggar Restuwati adalah sanggar rias dan busana pengantin yang dipimpin oleh Ibu NRT. Haryati Diningrum atau akrab disapa Ibu Wito.

Berangkat dari kecintaannya terhadap filosofi dan nilai-nilai luhur budaya Jawa, Ibu Wito berusaha melestarikan budaya melalui tata rias dan busana pengantin tradisional. Selain menekankan pada teknik tata rias dan busana, Ibu Wito juga sangat memahami tata upacara dalam rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa.

Ciri khas dari gaya rias Ibu Wito adalah tidak menghilangkan karakter wajah asli pengantin namun tetap manglingi. Karakter wajah asli ini dipertahankan karena setiap mempelai itu indah dengan keunikannya masing-masing.

Selain tata rias dan busana pengantin adat Jawa, Sanggar Restuwati juga melayani tata rias dan busana pengantin muslim, modern, dan adat nusantara lainnya.


Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi admin via saluran BBM dengan pin C0042F7D4, fanpage atau email

Sabtu, 04 April 2015

Denni & Kiky | Solo Putri

 Mas Denni Permana & Mbak Risky Dhamayanti
Pemangku Hajat : Bapak Isa Bariyanto dan Ibu Endah (Magelang)
Besan : Bapak Didik Haryanto, S.H dan Ibu Ratih (Ponorogo)
Lokasi: Gedung Bakorwil/Ex-Karesidenan Magelang
Resepsi Ngunduh Mantu tanggal 4 April 2015
Tata upacara, rias dan busana menggunakan gaya Solo Putri oleh Ibu NRT. Haryati Diningrum / Bu Wito

Solo Putri

pengantin jawa
Bu Wito sedang membubuhkan pidih pada pelipis Mbak Kiky


jasa rias pengantin semarang


busana pengantin jawa bludru hijau
Sentuhan akhir berupa pewarna kuku merah untuk menyempurnakan kecantikan Mbak Kiky.

pengantin surakarta

rias pengantin murah bagus
Iring-iringan rombongan pengantin memasuki tempat resepsi yang dipimpin oleh pemasrah.

upacara ngunduh mantu

Pengantin bersama rombongan keluarga besan siap melakukan upacara tali dharmo.

adat ngunduh mantu solo
Proses pasrah tinampi yang menandakan pasangan pengantin telah diserahkan kembali oleh keluarga besan kepada keluarga pemangku hajat.

upacara pernikahan adat jawa pakem
Bapak Isa menyapukan berbagai daun-daunan kepada putra-putrinya sebagai simbol harapan dan doa agar pasangan ini selalu diberkahi Tuhan dan dijauhkan dari marabahaya.

Gelas minum yang akan digunakan dalam upacara Tali Dharmo

upacara pernikahan jawa solo
Ibu Hj. Endah meminumkan air kepada putra putrinya sebagai salah satu rangkaian upacara tali dharmo.

ubo rampe upacara pernikahan adat jawa
Dhuwung atau Keris yang akan dipakaikan ke Penganten Putra oleh Ayahandanya sebagai salah satu proses upacara Tali Dharmo.

bu wito magelang

Salah satu rangkaian dalam upacara Tali Dharmo adalah mengganti keris yang dipakai mempelai pria oleh ayahandanya.

wedding vendor jogja

Ibu Hj. Endah menerima bingkisan sebagai tanda kasih menyatunya dua keluarga dari Ibu Ratih.

wedding tema hijau

Mas Denni melakukan sungkeman kepada Ibunda.

solo putri tema hijau

Mbak Kiky melakukan sungkeman kepada Ayahanda.

vendor wedding magelang

Dua orang biduanita cantik membawakan lagu-lagu Koes Ploes yang diaransemen ulang dengan gaya Bossanova
. Konsep busana dan tata rias oleh Sanggar Restuwati.

karesidenan magelang
Mas Denni mempersembahkan sebuah lagu yang mewakili perasaannya kepada Mbak Kiky.

busana keluarga pengantin
Pengantin menggunakan busana Gaya Keraton Surakarta Putri warna hijau tua yang melambangkan proses perubahan menuju kedewasaan.

busana jawa klasik
Pasangan pengantin bersama penjaga buku tamu yang mengenakan kebaya klasik tempoe doeloe sesuai konsep yang diinginkan oleh pengantin.

Selasa, 14 Oktober 2014

Maria & Candra | Solo Basahan

Mbak Maria Susanti & Mas Candra Premana
Lokasi: Gedung Bakorwil/Ex-Karesidenan Magelang
14 Oktober 2014
Tata upacara, rias dan busana menggunakan gaya Surakarta Basahan oleh Ibu NRT. Haryati Diningrum / Bu Wito

solo basahan merah
Mbak Maria dan Mas Candra mengenakan busana gaya Surakarta Basahan dengan penambahan bolero merah
siraman bangun tulak
Mbak Maria menjelang prosesi siraman mengenakan kain motif udan liris dan bangun tulak
Tirta Perwita Sari: air yang diambil dari 7 sumber air penghidupan masyarakat Magelang
Uba rampe siraman

Sabtu, 21 Desember 2013

Dian & Mono | Solo Basahan

Mbak Dian Isnawati & Mas Aditia Rukmana
Lokasi resepsi: Gedung A.H. Nasution Magelang
Siraman dan Midodareni tanggal 20 Desember 2013
Akad dan Resepsi tanggal 21 Desember 2013
Tata upacara, rias dan busana menggunakan gaya Surakarta Basahan oleh Ibu NRT. Haryati Diningrum / Bu Wito

Menjelang sungkem sebelum melakukan prosesi siraman. Busana mengenakan kain bangun tulak dan udan liris

Dulang pungkasan oleh orang tua calon pengantin putri menandai "berakhirnya" tanggung jawab orang tua terhadap putri mereka dan akan digantikan oleh suaminya

Proses "Kerik" oleh Bu Wito. Ini adalah proses merapikan rambut-rambut halus di sekitar kening agar hasil paes lebih rapi dan indah

Ketika Malam Midodareni, calon pengantin sebaiknya tidak mengenakan perhiasan apapun. Menurut kepercayaan di budaya Jawa, kecantikan seorang wanita akan memancar meski tanpa perhiasan di Malam Midodareni

Busana akad nikah bertema kuning/emas. Pengantin mengenakan dodot dengan gaya Surakarta Basahan yang ditambahkan dengan jas dan bolero warna kuning

Busana resepsi gaya Surakarta Basahan yang ditambahkan dengan jas dan bolero warna hijau botol

Cunduk mentul atau hiasan kepala pada busana pengantin gaya Surakarta Basahan berjumlah 9 dengan bentuk bunga dan berbagai hewan (gajah, rusa, kupu-kupu) yang disebut "alas-alasan"